Anda kuliah untuk apa ??? cari apa ???


Anda kuliah untuk apa ? cari apa ? Mungkin salah satu  pertanyaan pembuka yang sering saya tanyakan kepada adik-adik mahasiswa. Dari berpuluh-puluh mahasiswa yang saya tanya, hanya segelintir mahasiswa yang “benar-benar” sudah punya jawabannya. Sebagian kecil yang lain “baru” mulai untuk mencari jawabannya. Sisanya tidak peduli dengan pertanyaan tersebut, apalagi berusaha menjawabnya. Sebagai pendidik, saya cukup prihatin akan fenomena ini. Bagi saya yang biasa mencari akar permasalahan dari sebuah fakta, maka ditemukannya kejadian “kecurangan akademis” beberapa saat yang lalu merupakan indikator kuat bahwa banyak mahasiswa yang tidak tahu apa yang dia cari saat kuliah.

Well… that’s the facts that I found out. Dari jawaban-jawaban yang saya dapatkan, baik eksplisit maupun implisit, maka saya rangkum sebagai berikut:

  1. Supaya mudah cari kerja, yang mereka kejar sebagai tujuan adalah IPK tinggi. Mereka menganggap dengan IPK tinggi maka masa depan mereka cerah. Mahasiswa yang masuk dalam kategori ini “beresiko” untuk menghalalkan segala cara termasuk mencontek, menjiplak, bayar orang untuk kerjain skripsi mereka. Biasanya golongan ini sangat serius untuk mendesain kecurangan-kecurangan yang mereka lakukan demi IPK. Karena tujuan mereka bukan ilmu, tetapi IPK.
  2. Menuntut ilmu pengetahuan, agar menjadi orang yang pandai, pintar, di masa depan. Mahasiswa tipe ini sangat tekun, dan menganggap pengetahuan itu mahal harganya, sehingga mereka sangat serius untuk belajar dan menghapal semua teori yang ada. Mereka percaya bahwa ilmu pengetahuan inilah jaminan masa depan mereka. Mereka biasanya anti contek-mencontek, kerjasama, dan tipe kecurangan-kecurangan lainnya. Terkadang ada yang kebablasan sehingga sama sekali tidak mau berbagi ilmu dengan kawan-kawannya.
  3. Menunaikan kewajiban yang diberikan orang tua. Mahasiswa tipe ini biasanya memiliki motivasi yang rendah untuk belajar dan berusaha. Mereka “beresiko” untuk melakukan kecurangan akademis walaupun tidak terlalu serius. Tujuan utama mereka adalah membawa pulang Ijazah S1 kepada orang tua mereka, dan setelah itu akan melakukan hal lain yang lebih sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Sebagian dari mereka sudah memulai mengerjakan “sesuatu” yang berkaitan dengan minat dan bakat mereka. Buat mereka Ijazah, IPK, tidak terlalu penting untuk masa depan mereka. “Sesuatu” yang mereka kerjakan saat sambil kuliah inilah yang menjadi masa depan yang mereka tuju.
  4. Zonk…. Zonk…. Zonk…. Mereka tidak punya tujuan, tidak ingin kemana-mana, kumaha ngke wee… Daripada tidak melakukan apa-apa ya kuliah saja. Hopeless nih… Ga perlu dibahas karena ga guna juga.
  5. Mencari ilmu yang bisa mereka manfaatkan untuk masa depan mereka. Mahasiswa golongan ini hanya serius belajar di mata kuliah yang mereka “anggap” bermanfaat dan dapat mereka terapkan untuk survival mereka di masa depan. Pada mata kuliah yang mereka “anggap” tidak bermanfaat, mereka tidak perdulikan. Mahasiswa ini tipe-tipe yang sangat fokus mencari jati dirinya, dan mencari “sesuatu” yang bisa menjamin masa depan mereka. Yang jelas “sesuatu” tersebut bukan Ijazah S1 maupun IPK. Jadi mereka beresiko kecil untuk curang, tapi beresiko besar untuk DO.

Secara pribadi, saya menghargai tipe mahasiswa 2, 3, dan 5.

Jadi…. Masuk golongan yang manakah anda ???

Titipan saya kepada para sesepuh, pejabat, bijak bestari di lingkungan kampus adalah sebagai berikut;

Hukuman akan pelanggaran aturan memang digunakan agar ada efek jera sehingga yang bersangkutan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Di sisi lain, hukuman tidak akan menolong “terhukum” menyelesaikan akar masalah, atau alasan si terhukum melakukan pelanggaran. Jika memang kita ini lembaga pendidikan, maka seyogyanya kita bisa membantu adik-adik mahasiswa untuk menyelesaikan proses pencarian jati diri mereka di jalan yang benar, sehingga mereka tahu bahwa pelanggaran tidak akan memberi manfaat bagi mereka baik sekarang maupun nanti setelah mereka lulus.


Leave a Reply