Trade marketing / Shopper marketing ??? Apaan tuh…


Lebih dari 13 tahun saya berkarya di perusahaan yang menjual produk-produk konsumsi, dan sudah mengalami berbagai macam peran di sales department, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengakhiri perjalanan karir profesional saya dan beralih jadi tenaga pengajar. Kalau anda membaca halaman “Vision as a Driver” anda akan paham kenapa karir tersebut saya akhiri. Mulai dari memimpin cabang kecil sampai regional dengan nilai bisnis fantastis.

Yang menarik adalah salah satu peran yang pernah saya jalani sebagai Trade Marketing Manager yang banyak berkaitan dengan ilmu yang sekarang dikenal sebagai Shopper Marketing…

Dan pada saat banyak kolega sesama tenaga pengajar yang mempertanyakan “Kerjaannya ngapain tuh pak?” atau “Apaan tuh pak?” awalnya saya cukup terkejut bahwa ternyata mayoritas tenaga pengajar ilmu marketing di Program Studi yang berkaitan dengan bisnis tidak mengenal Shopper Marketing. Tetapi saat saya flashback pengalaman saya saat bersekolah S2 bisnis maka saya jadi tertawa sendiri. Memang ilmu tersebut invisible di lembaga pendidikan bisnis di Indonesia.

Akhirnya saya jawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengambil contoh kategori produk susu bayi. “Siapakah konsumen susu bayi?” ==> BAYI. “Tapi siapakah yang memBELI susu bayi?” ==> IBUNYA sang bayi. “Nah…. Kerjaan saya memastikan IBU sang bayi membeli produk susu bayi dari perusahaan saya, Pak.”

Bagi rekan-rekan yang belum familiar dengan industri produk-produk konsumsi, berikut ini saya coba berikan gambaran penyederhanaan 2 tugas utama yang berkaitan dengan Marketing FMCG:

1. Product Manager / Brand Manager : bertanggung jawab atas konsep produk, ATL promotion, yang bertujuan untuk memastikan  KONSUMEN / Pengguna Produk, mengenal brand tersebut, mengingat brand tersebut, dan tertarik untuk menggunakan brand tersebut.

2. Trade Marketing Manager / Shopper Marketing Manager : bertanggung jawab agar SI PENGAMBIL KEPUTUSAN PEMBELIAN, membeli produk tersebut di TEMPAT produk tersebut DIJUAL, dan produk tersebut dapat ditemukan di tempat SI PENGAMBIL KEPUTUSAN biasa berbelanja.

Nah… pada umumnya tugas no.1 ada pada divisi Marketing, sementara tugas no.2 ada pada divisi Sales. Masalahnya semua lembaga pendidikan bisnis di Indonesia hanya serius membahas ilmu yang berkaitan dengan tugas no.1 sementara ilmu yang berkaitan dengan tugas no.2 tidak disadari keberadaannya. Fakta saat ini adalah banyak perusahaan di industri ini yang kesulitan mencari Trade Marketing Manager karena memang tidak ada sekolahnya. Hanya sedikit perusahaan yang mempunyai internal capabilities untuk mendidik Trade Marketer baru, dan biasanya saat orang ini sudah mumpuni langsung di-hijack perusahaan lain. Terus terang saya dan teman-teman seprofesi termasuk sedikit orang yang beruntung dapat mengenyam pendidikan dari “perusahaan-perusahaan” yang extra ordinary dalam mengembangkan human capital-nya. Dan saya dianggap “aneh” oleh teman seprofesi karena tiba-tiba memilih jadi tenaga pengajar.

Bagi rekan-rekan yang tertarik untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai ilmu yang cukup invisible di Indonesia ini, silahkan kunjungi situs Mike Anthony. Mike Anthony adalah salah satu dari sedikit expert di bidang Shopper Marketing yang rajin mempublikasikan artikel-artikel seputar Shopper Marketing.

Semoga paparan sederhana ini bisa menambah wawasan rekan-rekan pembaca.

Salam


Leave a Reply